Atasi Sampah dengan Biomethagreen

Kasubag Prolap BLH Nurdin Femihantoro menunjukkan cara kerja biodigester untuk mempraktekkan biomethagreen di SMK N 3 Purbalingga 1
PURBALINGGA, HUMAS – Membuat biogas dari kotoran hewan atau manusia, sudah lama kita dengar. Ternyata, sampah rumah tanggapun bisa diolah menjadi biomethagreen yang manfaatnya serupa dengan biogas.

“Selain menghemat pengeluaran BBM, kita juga dapat sekaligus mengatasi masalah sampah yang identik dengan bau dan menjijikan,” ujar Muhammad Fatah Wiyatna, dosen Fakultas Peternakan UNPAD saat menjadi pembicara dalam Sosialisasi Pemanfaatan dan Pemeliharaan Biodigester di Aula SMK N 3 Purbalingga, Kamis (9/10).

Pada prinsipnya, antara pengolahan sampah menjadi biomethagreen hampir sama dengan pengolahan kotoran ternak/manusia menjadi biogas. Sampah terlebih dulu dipilah antara sampah organic yang bisa membusuk, dan sampah an organic yang sulit busuk.

“Setelah dipilah, untuk sampah organik seperti daun-daunan, terlebih dulu dicacah. Lalu semua sampah organik ini diolah lagi untuk dijadikan kompos melalui alat penghasil biomethagreen yang kita sebut Biodigester,” ungkapnya.

Menurut Fatah, alat biodigester relatif memiliki usia panjang jika penggunaannya benar. Salah satunya, yang diolah benar-benar sampah an-organik. Sayangnya, seringkali sampah belum terpilah, sehingga sampah plastik itu ikut terolah. Alhasil, dapat menyumbat biodigester yang juga mampu merusak alat.

Sudah Berjalan

SMK N 3 Purbalingga dan Batalyon Bojong/406 ternyata sudah menerapkan biomethagreen. Hanya saja keduanya masih serupa dengan biogas, yakni memanfaatkan septic tank untuk mengolah kotoran manusia menjadi gas yang dapat digunakan untuk memasak layaknya elpiji.

Kepala Asrama SMK N 3 Purbalingga, Salamun mengatakan, biogas yang dimanfatkan untuk memasak makanan siswa asrama sangat menghemat biaya pembelian elpiji. Tidak dirinci berapa banyak yang telah dihemat. Karena sejak mengunakan biodigester, pihak asrama tak pernah membeli elpiji.

Terpisah, Kasubag Program dan Pelaporan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Nurdin Femihantoro mengatakan pihaknya tengah melobi para pengembang perumahan nasional (perumnas) di Kabupaten Purbalingga untuk membuat septic tank komunal. Tujuannya tentu saja untuk membuat biogas yang bermanfaat bagi warga perumahan.

“Tapi, sampai saat ini, pengembang masih belum ada yang memberikan tanggapan positif. Sementara, orientasi memang masih komersil, yang penting jual jual laku. Tapi, kami tak akan menyerah. Mudah-mudahan dari sekian banyak pengembang perumahan ada yang berkenan,” jelasnya. (Estining Pamungkas)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *